Selasa, 03 November 2009

Berbagai Mitos soal Kecerdasan

Ravi dan rekannya beradu tatap, kemudian menuliskan kode di atas kertas putih dan menyerahkan kepada pria di pinggir panggung. Pria itu menggeser bidak catur di papan besar sesuai langkah yang diinginkan bocah belasan tahun tersebut. Ravi dan rekannya tidak bisa melihat papan bidak itu.
Mereka bermain dengan pikiran, membayangkan, mengingat langkah sebelumnya, memperkirakan langkah lawan, sekaligus memikirkan langkah bidak sendiri guna mengunci lawan. Permainan sebagai pembuka acara diskusi ”Optimalisasi Otak untuk Meningkatkan Sumber Daya Manusia” yang diselenggarakan PfizerPressCircle itu selesai setelah 12 langkah.
Permainan ”catur buta” itu bagi Ravi, yang master catur pada usia belia, tidaklah terlampau sulit. Aksi bocah itu sekaligus menggambarkan betapa menakjubkannya kerja otak.
Otak dan kecerdasan
Salah satu pembicara diskusi, Ketua Pusat Intelegensia Departemen Kesehatan Adre Mayza mengungkapkan, intelegensia hanyalah satu kemampuan kapasitas otak. Fungsi dasar otak antara lain melihat, merasa, meraba, bergerak, keseimbangan, mendengar, dan pengaturan fungsi organ tubuh. Adapun fungsi luhur otak adalah seputar intelektual kognitif, ingatan, perilaku, dan emosi.
Otak memiliki sekitar 100 miliar sel dengan kecepatan berkembang neuron atau sel otak 50.000-100.000 per detik. Sebagiannya akan mati. Sel-sel mengatur diri menjadi kluster. Kluster yang rapat disebut modul, sedangkan kluster yang menjalin hubungan komunikasi dengan modul-modul lain disebut sirkuit.
Pembentukan intelegensia terjadi ketika sirkuit-sirkuit membentuk hubungan-hubungan spesifik guna memproses informasi yang masuk ke otak, membentuk sistem. Setiap sistem berhubungan dengan sistem lain membentuk daerah spesifik di korteks yang membentuk sistem pembelajaran otak.
Begitu mengagumkan sekaligus misteriusnya otak. Tak mengherankan, berbagai mitos seputar otak dan kecerdasan bermunculan. Satu per satu, berbagai penelitian mematahkan mitos-mitos itu.
Mitos 1, otak berhenti berkembang pada usia tertentu
Berbagai penelitian membuktikan, otak menumbuhkan sel-sel baru. Sel-sel otak tidak tetap seperti ketika lahir, tetapi bertumbuh. Usia dini merupakan golden age guna mengoptimalkan potensi kecerdasan sebagai persiapan pembelajaran tingkat selanjutnya. Adre Mayza mengungkapkan, perkembangan kognitif anak usia 17 tahun merupakan akumulasi perkembangan anak usia 4 tahun sebesar 50 persen, 4-8 tahun sebesar 30 persen, dan 9-17 tahun sebesar 20 persen. Sel baru tetap tumbuh di otak manusia dewasa.
Mitos 2, kecerdasan sepenuhnya keturunan
Menurut Adre Mayza, kecerdasan yang dibawa sejak lahir hanya merupakan potensi atau sebagai bahan bangunan otak. Lingkungan pada akhirnya lebih menentukan. ”Sel baru lahir dan cabang dendrit beranak pinak. Kecerdasan manusia terletak pada hubungan di antara sel-sel otak,” ujar Adre.
Mitos 3, makin tua, otak rusak
Penuaan mengakibatkan penurunan fungsi, termasuk otak. Kadar cairan otak berkurang, kelenturan berkurang, dan kecepatan reaksi otak pun melambat. Sel sukar membelah diri lagi. Hanya saja, yang menentukan kecerdasan bukan jumlah sel neuron, melainkan kekuatan koneksi dan arus informasi di antara mereka. Percabangannya tetap tumbuh pada usia lanjut. ”Pembelajaran pada usia tua untuk merangsang tumbuhnya percabangan antara sel otak,” ujar Adre.
Mitos 4, hanya 10 persen
Banyak orang berpendapat, otak digunakan hanya sekitar 10 persen. Pada kenyataannya, manusia menggunakan seluruh fungsi otaknya, tergantung dari cara memelihara, mengembangkan, dan mengoptimalkannya.
Pelihara baik-baik
Pemeliharaan kesehatan secara keseluruhan, mulai dari suplai oksigen dan darah yang cukup dengan berolahraga, nutrisi seimbang, hingga pencegahan penyakit penyebab gangguan otak, menjadi syarat agar otak tetap sehat. Pemeliharaan struktur otak saja tidak cukup. Fungsi dasar dan luhur otak perlu dikembangkan.
”Banyak membaca dan mempelajari hal-hal baru, misalnya, akan membentuk cabang-cabang baru. Peningkatan kemampuan yang spesifik, seperti kemampuan bahasa, perhatian, menggambar, dan mendongeng, pelatihan emosi, serta pendalaman spiritual, sangat baik untuk orang lanjut usia,” ujarnya.
Pembicara lain, cendekiawan Islam, Jalaluddin Rachmat mengatakan, penggunaan otak dengan mencoba mengingat sesuatu setiap hari, belajar memvisualkan, dan mengobservasi lingkungan sekitar sangat berguna,”ujarnya.
Jangan biarkan sel-sel otak anda menganggur.... (Kamis, 1 Oktober 2009, Kompas, Indira Permanasari)

Tahun 2010, Pendidikan Gratis 12 Tahun di Tegal

TEGAL, KOMPAS.com - Pemerintah Kota Tegal akan melaksanakan pendidikan gratis 12 tahun, bagi warga tidak mampu di wilayah tersebut. Program yang rencananya mulai dilaksanakan pada tahun ajaran 2010 tersebut, dimaksudkan untuk membantu anak-anak dari keluarga miskin agar bisa mendapatkan pendidikan yang layak.
Hal tersebut disampaikan oleh Wali Kota Tegal, Ikmal Jaya, usai penyerahan bantuan beras gratis di Kelurahan Kejambon, Kecamatan Tegal Timur, Kota Tegal, Selasa (3/11). Menurut dia, sejak tahun 2007, Pemkot Tegal telah melaksanakan pendidikan dasar gratis sembilan tahun, untuk siswa SD dan SLTP.
Rencananya mulai tahun 2010, pemkot juga akan menggratiskan biaya pendidikan bagi siswa SMA dan SMK di sekolah negeri dan swasta. Biaya yang digratiskan meliputi biaya operasional pendidikan di sekolah.
Siswa Miskin
Meskipun demikian, pendidikan gratis hanya berlaku bagi siswa dari keluarga miskin, yang berasal dari Kota Tegal. "Kami menyiapkan sekitar Rp 7,5 miliar untuk tambahannya saja (program pendidikan gratis bagi siswa SMA/SMK)," ujarnya.
Berdasarkan data dari Dinas Pendidikan Kota Tegal, jumlah siswa SMA dari keluarga miskin di Kota Tegal sekitar 1.065 siswa, sedangkan jumlah siswa SMK dari keluarga miskin sekitar 1.497 siswa. Mereka berasal dari 5 SMA negeri, 7 SMA swasta, 1 Madrasah Aliyah, 3 SMK Negeri, dan 13 SMK swasta.
Ikmal mengatakan, dengan program tersebut, diharapkan siswa dari keluarga miskin bisa bersekolah hingga tingkat sekolah lanjutan atas. Dengan demikian, kualitas sumber daya masyarakat Kota Tegal secara keseluruhan akan meningkat.
Rencananya, program pendidikan gratis 12 tahun akan dilaksanakan secara bertahap. Diharapkan pada tahun selanjutnya, program tersebut tidak hanya berlaku bagi siswa dari keluarga miskin, tetapi keseluruhan siswa SMA/SMK, baik miskin maupun kaya.

Dua Sekolah Terancam Disegel

JAKARTA, KOMPAS.com - Dua sekolah negeri, SDN Batu Ampar 05 dan SMPN 126 Kramatjati, Jakarta Timur, terancam tutup karena tanah tempat kedua sekolah tersebut berdiri dililit sengketa. Hal itu membuat orangtua murid dan kepala sekolah di kedua sekolah tersebut resah.
Kuasa hukum pemilik tanah, Muchtar Pakpahan, kepada wartawan di lokasi tersebut, Selasa (3/11), mengatakan, sekolah akan ditutup apabila Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta belum juga membayar ganti rugi tanah di atas kedua sekolah.
”Kalau sampai Senin (9/11) depan urusan pembayaran ganti rugi tidak selesai, kami akan menutup kedua sekolah,” ujar Muchtar, kuasa hukum Nyonya Weni Azis, pemilik tanah. Muchtar menilai Pemprov DKI tidak konsisten membayar ganti rugi tanah milik kliennya.
”Pembayaran yang akan dilakukan pada bulan ini ternyata hanya 90 persen dari nilai jual obyek pajak (NJOP) dengan alasan status tanah yang dimiliki klien saya masih girik,” ungkap Muchtar. Oleh karena itu, lanjutnya, klien saya berniat membatalkan proses ganti rugi yang sedang berjalan.
Meresahkan
Rencana penyegelan dan penutupan seperti yang disampaikan Muchtar Pakpahan tersebut meresahkan orangtua murid dan kepala sekolah serta mengganggu proses belajar para siswa di kedua sekolah.
Kepala SMPN 126 Kuslani mengakui, sudah puluhan orangtua murid menanyakan masa depan SMPN 126. ”Pertanyaan bertubi-tubi. Orangtua murid belakangan ini sudah sangat meresahkan guru-guru dan mengganggu proses belajar,” ucap Kuslani.
Ia berharap kasus tanah itu selesai dengan jelas. ”Kami berharap rencana penutupan sekolah ini batal,” kata Kuslani.
Beberapa guru yang ditemui menyampaikan hal serupa. Mereka khawatir, saat proses belajar-mengajar, tiba-tiba terjadi keributan. Hal ini tentu saja akan mengganggu rasa aman siswa.
Meski demikian, ada beberapa guru percaya, tidak akan terjadi penutupan kedua sekolah. ”Soal ganti rugi tanah kan sudah dijelaskan dinas pendidikan. Menurut dinas, uang ganti rugi akan dilunasi bulan ini,” kata seorang guru SMPN 126.
Kepala Seksi Pendidikan Dasar Kecamatan Kramatjati Supriyadi mengatakan, uang ganti rugi tersebut sudah dianggarkan. ”Jadi, tak perlu resah. Semuanya sudah disiapkan,” ucapnya.

Senin, 02 November 2009

Manfaat Mind Map dalam Proses Belajar Mengajar di Kelas

Mind Map yang diciptakan oleh Tony Buzan pada akhir tahun 60-an telah muncul sebagai jawaban yang paling ampuh untuk menjawab tantangan pada Era Kecerdasan (The Age of Intelligence). Bahkan Bill Gates mengatakan bahwa Mind Map merupakan The Thinking Tool for 21st Century.

Sedemikian pentingnya, maka saat ini berbagai organisasi pendidikan telah mengadopsi metode Mind Map sebagai Thinking Tool yang menggunakan semua kemampuan yang dimiliki oleh otak kiri dan otak kanan secara simultan – Whole Brain bagi seluruh siswanya mulai dari Pre-school hingga Kelas Eksekutif MBA.

Metode Mind Map yang diciptakan oleh Tony Buzan ini juga telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam setiap langkah organisasi. Mind Map yang mendasarkan pada 3 (tiga) pilar utama, yaitu Radiant Thinking, Key Words dan Whole Brain memungkinkan seseorang berpikir secara free-flow, kritis dan kreatif sehingga dapat digunakan untuk berbagai macam aktifitas dalam organisasi seperti : perencanaan (Planning), Note Taking/Making, pemecahan masalah (Problem Solving), Report Writing, curah-gagasan (Critical & Creative Thinking), Memorizing, presentasi (Presenting), and Revision.

Mind Map merupakan bentuk catatan yang bersifat grafikal yang memiliki struktur radian dimana dari sebuah pusat yang merupakan topik atau gagasan akan memancar berbagai informasi yang terkait ke segala arah dalam bentuk cabang-cabang utama yang disebut Basic Ordering Ideas – BOI. Di setiap cabang utama ada cabang-cabang yang merupakan sub-gagasan yang akan mengeksplorasi gagasan tersebut secara lebih mendalam. Pada setiap cabang terdapat pula sub-cabang yang secara terus menerus mengeksplorasi gagasan secara lebih mendalam lagi. Dengan demikian, Mind Map memiliki ruang lingkup yang sangat luas dan mendalam yang tidak dimiliki oleh pencatatan linier.

Mind Map membantu kita untuk menghemat waktu dalam membuat catatan. Ini terjadi karena Mind Map hanya menggunakan kata-kata yang mengandung informasi yang diperlukan untuk memahami suatu teks (naskah). Kata-kata tersebut yang kemudian kita kenal sebagai Key Words yang terdiri dari kata benda (Noun) dan kata kerja (Verb) serta sesekali kata sifat (Adjective) dan kata keterangan (Adverb). Umumnya, dalam suatu teks (naskah) jumlah kata-kata kunci ini hanya sekitar 10 – 20% dari seluruh kata yang ada. Sisanya yang 80 – 90% hanya berfungsi sebagai kata-kata penghubung dan pelengkap untuk membentuk kalimat.

Pencatatan linier yang kita kenal hingga saat ini ternyata hanya terdiri dari kata dan angka. Ini sangat berbeda dengan Mind Map yang terdiri dari simbol, gambar, warna dan kode disamping kata dan angka karena Mind Map memanfaatkan kedua belah otak yaitu otak kiri dan otak kanan – Whole Brain Note. Dengan adanya berbagai fungsi dari kedua belah otak tersebut maka proses untuk mengingat (remembering) dan memanggil kembali (recalling) akan jauh lebih mudah.

Keunggulan Mind Map dibandingkan pencatatan linier inilah yang akan membantu mengaktifkan otak, fokus kepada pokok bahasan, menunjukkan hubungan antara bagian-bagian informasi yang saling terpisah, memberi gambaran keseluruhan yang jelas dan terperinci mengenai suatu pokok bahasan serta dapat pula untuk memusatkan perhatian pada pokok bahasan yang akan membantu kita untuk mengalihkan suatu informasi dari ingatan jangka pendek (Short Term Memory) ke ingatan jangka panjang (Long Term Memory).

Keunggulan-keunggulan metode Mind Map tersebut telah dimanfaatkan oleh dunia pendidikan dalam membantu guru-guru mempersiapkan Proses Belajar Mengajar (PBM) di kelas. Manfaat tersebut antara lain :

· Menghemat waktu persiapan bahan pelajaran
Mempersiapkan bahan pelajaran dalam bentuk Mind Map akan jauh lebih cepat dari pada menuliskannya serta memberi kemungkinan pengajar dan peserta ajar (siswa) dapat mengamati subyek sepanjang waktu.

· Memudahkan perbaikan bahan pelajaran
Bahan pelajaran dalam bentuk Mind Map juga mudah untuk diperbaiki dari waktu ke waktu tanpa mengubah struktur dari bahan yang sudah ada sebelumnya. Dengan demikian, guru dapat melakukan tinjauan ulang secara keseluruhan dengan singkat dan cepat sebelum mulai mengajarkan suatu topik (materi) secara lebih detail. Oleh karenanya, Mind Map akan memicu perkembangan dari materi yang diajarkan dari tahun ke tahun karena berkembangnya pengetahuan dari pengajar.

· Memudahkan pengorganisasian bahan pelajaran
Bahan pelajaran yang banyak dan sangat padat dapat dengan mudah diorganisasikan dengan mengurangi volume fisik dari catatan karena Mind Map hanya memuat kata-kata kuncinya saja.

· Menyelaraskan penjelasan bahan belajar dengan waktu yang tersedia
Sebagai panduan untuk mengajar, Mind Map dapat membantu pengajar untuk mempertahankan keseimbangan antara spontanitas dalam berbicara dan mempresentasikan materi yang jelas dan terstruktur dengan baik. Di samping itu, Mind Map juga memungkinkan pengajar untuk mengendalikan waktu dengan akurat selama mengajar sehingga tidak akan pernah mengalami masalah kekurangan waktu yang sering dialami sebelumnya.

· Membantu pemahaman siswa secara lebih mendalam
Berbeda dengan catatan linier, Mind Map tidak hanya menunjukkan fakta-fakta tetapi juga hubungan antara fakta-fakta tersebut sehingga pemahaman mengenai suatu subyek akan lebih mendalam.

Mimpi Seorang Guru

Berawal dari ketertarikanku akan dunia pendidikan yang tak pernah terpikirkan sebelumnya, aku mencoba untuk menikmati apa yang kini kuhadapi yaitu sekolah dan anak didik yang menjadi pergumulanku setiap hari. Peristiwa demi peristiwa, kejadian demi kejadian dan akhirnya terajutlah sebuah pengalaman yang kemudian membentuk diriku seperti sekarang ini.
Ternyata menjadi Guru tidak semudah yang kubayangkan atau orang lain umumnya kira. Ada asa membentang di depan sana ketika kucoba renungkan dalam kesendirianku. Menjadi sedikit berguna bagi orang lain. Itulah mimpiku menjadi Seorang Guru.